Oleh:
Andi Agus Purnama Putra
10 30 548/VI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat tidak terlepas dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, hal ini dikarenakan perkembangan informasi dan
teknologi yang begitu pesat. Perkembangan dunia yang terjadi saat ini dapat
kita ketahui sedemikian cepat melalui media cetak dan media elektronik karena
teknologi informasi tidak lagi mengenal batas ruang dan waktu. Peranan
pendidikan yang merupakan bagian hakiki dari kehidupan masyarakat menetukan juga
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
Dewasa ini, banyak orang
yang menggunakan teknologi untuk memudahkan aktivitas sehari-hari mereka. Hal
ini disebabkan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan
semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah melalui berbagai
sumber dan berbagai tempat di dunia ini.
Teknologi juga dapat digunakan
pada bidang pendidikan khususnya pada bidang pelajaran biologi. Namun, penerapan teknologi dalam pendidikan mempunyai masalah tersendiri.
Antara lain terbatasnya fasilitas belajar seperti komputer, gedung atau kelas yang sempit,
terbatasnya buku penunjang pembelajaran serta perpustakaan yang kurang memadai.
Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan, prestasi dan hasil belajar siswa.
Peningkatan mutu pendidikan semakain diarahkan pada
perluasan inovasi pembelajaran baik pada pedidikan formal maupun non-formal
dalam rangka mewujudkan proses belajar yang efisien, menyenangkan dan
mencerdaskan sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan
peserta didik. Namun, butuh waktu untuk proses transformasi dari sistem yang
dulunya sedikit mengaplikasikan teknologi ke sistem yang lebih dominan
menggunakan aplikasi teknologi.
Berdasarkan
observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMK Muhammadiyah kota Bitung,
kecepatan pemahaman dan prestasi hasil belajar siswa khususnya pada bidang
studi biologi masih rendah. Siswa yang belum mencapai Ketuntasan Kriteria
Minimum (KKM) di atas 70, masih lebih banyak dibandingjan dengan siswa yang
telah mencapai KKM. Kenyataan yang ada bahwa, kemampuan penguasaan materi dan
konsep biologi masih rendah. Salah satu faktor penyebab adalah pembelajaran
konvensional yang diterapkan oleh guru.
Salah satu penggunaan
teknologi dalam bidang pendidikan yaitu sistem pembelajaran media virtual
learning atau e-learning. Guru yang mempunyai banyak kesibukan biasanya
menggunakan virtual learning atau e-learning dalam proses pembelajaran. Semakin
banyak guru dan sekolah yang menggunakan e-learning, maka akan berpengaruh pada
siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut.
Dengan demikian, siswa memiliki
kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi untuk bertahan pada
keadaan yang selalu berubah dan penuh dengan persaingan. Kemampuan untuk
memperoleh, memilih dan mengolah informasi membutuhkan pemikiran kritis,
sistematis, logis, kreatif dan kemauan bekerja sama yang efektif.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang
masalah diatas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1.
Optimalisasi pembelajaran dengan cara media
e-learning bagi siswa.
2.
Bagaimanakah kecepatan pemahaman siswa
pada proses pembelajaran e-laerning.
3.
Rendahnya aktivitas belajar biologi siswa yang
berdampak pada prestasi hasil belajar siswa.
4.
Penguasaan teknologi pembelajaran
e-learning yang belum dipergunakan dengan baik oleh siswa.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan untuk
menghindari meluasnya permasalahan yang akan dibahas, maka peneliti membatasi
masalah dalam penulisan ini yaitu dibatasi pada masalah penggunaan dan peranan
ICT berbasis media pembelajaran virtual learning atau e-learning terhadap
kecepatan pemahaman siswa pada bidang studi biologi.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi
masalah, dan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut.
1.
Apakah terdapat perbedaan prestasi hasil belajar
biologi antara siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran ICT virtual
learning dan siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran konvensional?
2.
Apakah terdapat interaksi antara
pendekatan pembelajaran virtual learning dengan gaya berpikir siswa dalam
peningkatan kecepatan pemahaman siswa terhadap prestasi belajar biologi.
3.
Bagaimanakah peranan e-learning dalam
pembelajaran biologi untuk siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada masalah yang telah
dirumuskan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui perbedaan prestasi hasil
belajar biologi siswa yang menggunakan pembelajaran ICT media virtual learning
dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
2.
Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi
antara pendekatan pembelajaran virtual learning dengan cara berpikir siswa
dalam peningkatan kecepatan pemahaman siswa terhadap prestasi belajar biologi.
3.
Untuk mengetahui peranan e-learning dalam
pembelajaran biologi untuk siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
1.
Bagi siswa
Dapat meningkatkan kecepatan, pemahaman dan kemampuan berfikir serta
prestasi hasil belajar siswa khususnya dalam bidang biologi.
2.
Bagi guru/pendidik
Teknologi dibidang pendidikan dapat membantu guru/pendidik dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penerapan teknologi Pembelajaran ICT
media virtual learning atau e-learning.
3.
Bagi peneliti
Penelitian ini bertujuan sebagai dorongan untuk meningkatkan dan
mengembangkan strategi atau pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi ajar
dengan penerapan teknologi pembelajaran khususnya ICT media virtual learning
atau e-learning.
KAJIAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1. E-learning
E-learning atau virtual learning merupakan sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning
disingkat E-learning) yang
terdiri dari dua kata virtual dan learning.
Menurut kamus Webster’s (1964) “virtual” adalah semu, bukan benda aslinya, maya, simulasi/latihan/
demo sedangkan “learning” berarti proses
perubahan tingkah laku yang harus dapat diukur, proses yang dilakukan seseorang
untuk mengubah keadaannya dari tidak tahu menjadi tahu atau proses belajar yang
membutuhkan waktu tertentu). E-learning adalah cara baru dalam
proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.
Virtual learning atau e-Learning mengacu pada proses pembelajaran
yang terjadi di kelas maya yang berada dalam cyberspace melalui jaringan
Internet (Pannen, 1999).
v Pengertian E-learning
menurut para ahli
-
Menurut Glossary of e-Learning Terms
(dalam Anonim, 2008) e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan
komputer,maupun komputer standalone.
-
Menurut Matthew Comerchero (dalam Anonim,
2008) mengemukakan definisi yang lebih luas mengenai E-learning yaitu sarana
pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan
teknologi.
-
Menurut Darin E. Hartley (Hartley, 2001) e-learning
itu suatu metode belajar-mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar
ke peserta didik dengan media Internet atau jaringan komputer lain.
Dari beberapa pendapat
ahli diatas tentang e-learning maka dapat di simpulkan bahwa E-learning
merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar dan dalam setiap sistem pembelajaran
akan memperkecil kesenjangan antara guru, siswa (peserta didik) dan materi
ajar.
v Sejarah E-Learning
E-pembelajaran atau
pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illinois di
Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer
(computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu,
perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1.
Tahun 1990: Era CBT (Computer-Based
Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC
standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun
multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
2.
Tahun 1994: Seiring dengan diterimanya CBT
oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih
menarik dan diproduksi secara massal.
3.
Tahun 1997: LMS (Learning Management
System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia
mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh
dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak, dan jarak serta lokasi
bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin
pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS
yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya
standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS,
SCORM, IEEE LOM, ARIADNE.
4.
Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi
E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis
Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun
administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan
multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan
format data yang lebih standar dan berukuran kecil.
5. E-Learning 2.0, Istilah e-Learning 2.0 digunakan
untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang
terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0. Sistem konvensional pembelajaran
elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa
dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam
pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas
dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada
pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social
networking) seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga
telah disebut sebagai Long Tail learning. Selain itu juga, E-learning
2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan
Personal Learning Environments (PLE).
v Jenis-jenis E-learning
1.
Learner-led e-Learning
Kategori ini dikenal
pula dengan istilah self-directed e-learning. Yaitu, e-learning yang dirancang
untuk memungkinkan siswa belajar secara mandiri. Itulah sebabnya disebut dengan
learner-led e-learning. Tujuannya adalah untuk menyampaikan pembelajaran bagi
para pemelajar mandiri (independent learner). learner-led e-Learning berbeda
dengan computer-based training yang sama-sama didedikasikan untuk belajar
mandiri. Bedanya, dalam computer-based training, siswa mempelajari materi tanpa
melalui jaringan internet atau web, tapi via komputer, seperti melalui CD-ROM
atau DVD. Sedangkan learner-led e-learning, semua materi (seperti multimedia
presentation, html, dan media interaktif lain) dikemas dan dideliver via
jaringan internet/web.
2.
Instructor-led e-Learning
Jenis ini merupakan
kebalikan dari learner-led e-learning, yaitu penggunaan teknologi internet/web
untuk menyampaikan pembelajaran seperti pada kelas konvensional. Namun kelas
pindah ke web. Konsekuensinya, memerlukan teknologi pembelajaran sinkronous
(real time) seperti konferensi video, audio, chatting, bulletin board dan dan
sebagainya.
3.
Facilitated e-Learning
Kategori ini, merupakan
kombinasi dari learner-lead dan instructor-led e-learning. Jadi, bahan belajar
mandiri dalam beragam bentuk disampaikan via website (seperti audio, animasi,
video, teks, dalam berbagai format tertentu) dan komunikasi interaktif dan
kolaboratif juga dilakukan via website (seperti forum diskusi, konferensi pada
waktu-waktu tertentu, chatting dan lain sebagainya).
4.
Embedded e-Learning
Kategori ini berbeda
dari kategori sebelumnya. Embedded e-Learning memberikan upaya agar terjadi
semacam just-in time training. Hal ini sama dengan electronic performance
support system. Kategori e-learning ini dirancang untuk dapat memberikan
bantuan segera, ketika seseorang ingin menguasai keterampilan, pengetahuan atau
lainnya sesesegera mungkin saat itu juga dengan bantuan aplikasi program yang
ditanam diwebsite. Sebagai contoh sebuah laboratorium mengembangkan aplikasi
berbasis web, yang memungkinkan seorang peneliti memperoleh informasi tentang
suatu gejala dan kemungkinan penyebab serta alternatif yang tepat ketika ia
sedang penelitian di laboratorium. Tentu saja laboratorium tersebut disediakan
workstation (komputer) yang terhubung dengan aplikasi berbasis web tersebut.
5.
Telementoring dan e-Coaching
Kategori ini adalah
pemanfaatan teknologi internet dan web untuk memberikan bimbingan dan pelatihan
jarak jauh. Dalam konteks ini, tool seperti telekonferensi (video, audio,
komputer), chatting, instant messaging, atau telepon dipergunakan untuk memandu
dan membimbing perkembangan siswa (peserta didik) dalam menguasai
pengetahuan, keterampilan atau sikap yang harus dikuasainya. Sama halnya dengan
embedded e-learning, kategori ini, lebih banyak diaplikasikan di industri atau
perusahaan-perusahaan besar di era global ini.
v Peranan Virtual learning atau e-learning
Metode pembelajaran ICT
berbasis pembelajaran media virtual e-learning cukup digemari dan menjadi salah
satu pilihan guru (pendidik) dalam proses belajar. Virtual learning atau
e-learning adalah metode pembelajaran yang memanfaatkan sarana teknologi berupa
internet (via internet).
1) Dampak Positif E-Learning bagi Mahasiswa
E-learning sangat berguna bagi siswa
karena dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran dan menghemat biaya
yang harus dikeluarkan oleh sebuah program atau bidang studi. Berikut ini merupakan beberapa dampak positif metode pembelajaran
e-learning bagi siswa, yaitu:
1.
Menambah kemampuan dan keahlian dalam
bidang IT.
2. Sumber materi disampaikan detail dalam bentuk softcopy sehingga dapat
dimiliki oleh setiap siswa tanpa harus membeli atau memfotokopi.
3. Siswa akan merasa lebih percaya diri dalam forum diskusi.
4. Siswa lebih mandiri dalam memahami materi tanpa bimbingan guru atau
pendidik.
5.
Menghemat penggunaan kertas yang digunakan
untuk mencatat atau mengerjakan tugas sehingga dapat membantu mencegah
perluasan atau percepatan global warming.
2) Dampak Negatif E-Learning bagi Mahasiswa
Pembelajaran dengan metode e-learning
tidak sepenuhnya berdampak baik bagi siswa. Berikut adalah dampak-dampak
negatif e-learning bagi siswa, yaitu:
1.
Penilaian tidak objektif karena ketika
kuis atau tugas siswa dapat open book.
2. Dalam beberapa kasus, siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan dalam
forum diskusi sehingga terkadang kurang efisien.
3. Siswa tidak menunjukkan kemampuan yang ia miliki sebenarnya karena jawaban
dapat diperoleh dari mana saja.
4. Minimnya tatap muka antara guru dan siswa membuat komunikasi diantara
keduanya kurang, padahal saat ini komunukasi langsung sangat diperlukan.
5. Penggunaan teknologi internet dalam proses belajar mengajar membuat siswa
semakin malas mencari sumber lain seperti media cetak.
2.
Hasil Belajar
Dalam
keseluruhan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari
pengaruh perkembangan informaasi dan teknologi yang berkembang saat ini. kegiatan
belajar merupakan sebuah kebutuhan manusia saat ini. Ini berarti, berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan arat kaitannya dengan proses belajar yang
dialami oleh siswa (peserta didik) terlepas dari semua pengaruh yang ada.
v Pengertian Belajar
Menurut Para Ahli
1. Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
oleh seseorang melalui aktvitas. Perubahan disposisi ini tidak diperoleh
langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Gagne (dalam Sagala.
2006)
2. Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif. Skiner (dalam Sagala.2006)
3. Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Winkel (dalam
Riyanto.2010)
4. Menurut sujana (dalam sanjaya. 2011) hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya.
Berdasarkan pendapat ahli
tentang belajar dan hasil belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku seseorang dari tidak tahu menjadi tahu setelah
mengalami aktivitas dan pengalaman mental/psikisnya. Sedangkan hasil belajar
merupakan dampak atau konsekuensi setelah siswa mengikuti pengalaman atau
proses belajar.
B.
Kerangka Berfikir
Penggunaan
teknologi berbasis ICT virtual learning perlu dilakukan oleh guru (pendidik)
agar materi atau bahan ajar mudah disampaikan dan dipahami oleh siswa.
Pendekatan
pembelajaran berbasis ICT virtual learning merupakan sistem belajar terbuka
(akses yang terbuka dan kebebasan memilih ragam sumber belajar serta alur
proses belajar) berbasis jaringan atau web dan non web. Jika guru kompeten
dalam mengoperasikan teknologi pembelajaran khususnya ICT media virtual
learning atau e-learning maka bahan ajar mudah di sampaikan dan diberikan
kepada siswa (peserta didik). Dan jika bahan ajar tersampaikan dengan baik
kepada siswa maka prestasi hasil belajar akan meningkat.
C.
Hipotesis
Berdasarkan
penjelasan sebelumnya, terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi
pendidik dalam menerapkan pembelajaran ICT media virtual learning dengan
peningkatan prestasi hasil belajar siswa. Sehingga prestasi hasil belajar siswa
yang menggunakan pembelajaran ICT media virtual learning lebih tinggi di
bandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan pembelajaran ICT media virtual
learning.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis
penelitian ini dilakukan dalam bentuk eksperimen. Untuk mendapatkan data
prestasi hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran ICT
media virtual learning atau e-learning dan data prestasi hasil belajar siswa
dengan pembelajaran konvensional.
3.2. Populasi dan sampel
v Populasi
Subjek penelitian ini
adalah seluruh siswa (peserta didik) kelas X SMK Muhammadiyah Kota Bitung yang
terdiri dari 2 kelas
v Sampel
Dalam penelitian ini,
penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan cara Sampling Jenuh, yaitu mengambil semua anggota populasi sebagai
sampel untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui uji
homogenitas dan normalitas.
3.3. Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan mulai pada bulan februari sampai bulan April tahun 2013
3.4. Definisi Operasional
Variabel
Variabel
yang didefinisikan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran ICT media virtual
learning untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas
control. Sedangkan variabel tergantung/terikat adalah prestasi hasil belajar
biologi yang diperoleh dari posttest.
3.5. Rancangan Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan pola posttest-only control design (Sugiono.
2012)
Group
|
Treatment
|
Posttest
|
Eksperiment
Kontrol
|
P e
P k
|
T e
T k
|
Keterangan:
P e : Perlakuan
dengan pendekatan pembelajaran ICT media virtual learning
P k : Perlakuan
dengan pembelajarankonvensional
T e : Posttest
pada kelas eksperimen
T k : Posttest
pada kelas kontrol
3.6. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis
dalam bentuk soal objectif test dan essay test
3.7. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dengan cara
observasi langsung ke sekolah SMK Muhammadiyah Kota Bitung dan memberikan
seperangkat pertanyaan berupa kuesioner (angket).
3.8. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah uji t (uji perbedaan dua
rata-rata). Hipotesis statistic yang diuji adalah :
H0
: μE = μK atau μE - μK = 0
H1
: μE = μK atau μE - μK > 0
t = Dengan: Sp2 =
keteranagan:
x1 : skor hasil belajar
posttest kelas eksperimen
x2 : skor hasil belajar posttest
kelas kontrol
sp : standar deviasi
s12 : varian skor kelas eksperimen
s22 : varian skor kelas kontrol
n1 : banyaknya siswa kelas eksperimen
n2 : banyaknya siswa kelas Kontrol
(Walpole,1995)
Sebagai
kriteria pengujian hipotesis: tolak H0 jika t > tα dengan
α = 5% dan sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t,
terlebih dahulu akan dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians.
Daftar Pustaka
Miarso. Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta
:
Kencana Prenada Media Group.
Riyanto, y. 2010. Paradigm
Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Sagala, S. 2006. Konsep dan
makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sugiono. 2012. Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta
Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo, 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Walpole, R E. 1995. Pengantar
Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Media
Anonymus. “Pengertian dan Sejarah E-Learning”. html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik (Diakses tanggal 16 Mei
2013)
. 2012. “Ragam Jenis
E-Learning”. html
http://www.teknologipendidikan.net/ (Diakses tanggal 16 Mei
2013)
Munawar, I. 2009. “Hasil belajar”. Html
http://indramunawar.blogspot.com/ (Diakses
tanggal 16 Mei 2013)
Sinaga, I. 2012. Strategi Pembelajaran E-Learning. Html