Sabtu, 15 September 2012

Karena Kau Adalah Tulang Rusukku


(Di tulis oleh Andi Agus P. Putra)
Dada ini longgar bila tanpa penyangga, dada ini akan terasa terhimpit bila tulang yang ada tak mampu menopang desah nafas. Itulah tulang rusuk, tulang rusuk laki-laki ada pada wanita dan wanita sebagai penopang kehidupan laki-laki. Tak lantas beramarah bila rusuk itu kemudian susah untuk diluruskan, dan tak harus lengah bila laki-laki tak jua segera meluruskan. Yang dibutuhkan adalah pengertian, kesabaran dan saling memberi waktu untuk mengerti. Itulah hakikat cinta sejati pasangan hidup

Sebuah senja yang sempurna di taman dengan bunga dan  lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Putra dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. Yaa.. Kepastian tentang cinta.

Dara: Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini???

Putra : Tentu kamu Dara…..
Dara : Menurut mu, aku ini siapa?
Putra : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) “Kamu tulang rusukku! Ada
tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”

         Hari-hari pun berganti dan mereka mengikrarkan janji pada sebuah ikatan suci pernikahan
Setelah menikah, Putra dan Dara mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran  itu mulai menjadi semakin besar. Pada suatu hari, di akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak,
 “Kamu nggak cinta lagi sama aku!”
Putra sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak,
“Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”
Tiba-tiba Dara terdiam ,

Berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Putra, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Putra  menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing.”

        Dua tahun berlalu. Putra tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah  ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Putra yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.

 
Di tengah malam yang sunyi, saat Putra berada di kamar, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.
Walaupun Putra mengetahui bahwa Dara tidak menunggunya tetapi mereka merasakan apa yang mereka rasakan saat ini..


                                                                 

Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan. Dara sudah berubah dua tahun terakhir dan terlihat lebih cantik dengan rambut panjangnya.
Putra : Apa kabar Dara?
Dara : Baik… ngghhmm.., apakah kamu sudah
menemukan rusukmu yang hilang?
Putra : “Belum.”
Dara : Ohh iya… Aku akan ke New York dengan
penerbangan berikut dan satu minggu lagi kembali
ke Seoul.
Putra : Aku juga akan berangkat dari kota Busan. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah.
Dara : Kita bertemu seminggu lagi di kota ini, di tempat biasa (Tempat pertama kali mereka bertemu)
Dara tersenyum  manis, lalu berlalu.
 “Good bye….”

          Seminggu kemudian, Putra mendapat kabar dari keluarga dara bahwa Dara mengalami kecelakaan pesawat dan meninggal dunia. Malam  itu, sekali  lagi, Putra mereguk dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.


Setelah kejadian itu Putra menyesali apa yang telah dia lakukan kepada dara. Putra sadar akan hal itu. Depan Makam dara putra menyesali perbuatannya dan Berkata :

 “Dara Maafkan Kesalahan ku yang selama ini ku perbuat padamu.. aku sadar bahwa kau adalah tulang rusukku yang hilang.. selama ini aku sangat mencintaimu tapi aku terlena dan menyakiti perasaanmu.
Kehangatan cintamu kini tiada lagi ku rasakan namun kisah cintah bersamamu akan selalu kukenang selama hidupku.
aku berdo’a semoga aku menemukanmu di akhirat dan menjadi tulang rusukku yang telah hilang di dunia ini.”
           

Hikmah kisah…>>>>

Hai Sobat… Dari kisah di atas tentunya kita juga mempunyai kisah yang indah bersama orang yang kita cintai (pasangan hidup kita) dan kita juga sering kali melampiaskan  kemarahan kita kepadanya dan  akibatnya seringkali adalah fatal.
Mengingat kisah yang telah kita alami bersama Hal itu tanpa kita sadari dia merupakan orang yang akan mengisi kehidupan kita selama di dunia.
Oleh karena itu sayangilah dan lindungilah orang yang kita cintai seperti diri kita sendiri karena nantinya dia juga akan melindungi dan mendampingimu..

Cat:
Ohh Iya….kata Tulang rusuk yang di sebutkan pada kisah di atas merupakan pengertian majazi (kiasan) karena memperingatkan  para lelaki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana…
Hhmm pasti kalian sudah pernah mendengar kata “Mencari Tulang Rusuk Yang Hilang” Karena ada sifat, karakter, dan kecenderungan mereka yang tidak sama dengan lelaki, hal mana bila tidak disadari akan dapat mengantar kaum lelaki untuk bersikap tidak wajar. Mereka tidak akan mampu mengubah karakter dan sifat bawaan perempuan. Kalaupun mereka berusaha akibatnya akan fatal, sebagaimana fatalnya meluruskan tulang rusuk yang bengkok.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar