Oleh: Andi Agus Purnama Putra
Follow me @_andiagus
Perkembangan
peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi
perkembangan. Tujuan akhir dari perspektif ini adalah untuk membantu tiap individu
memiliki kehidupan yang berarti dan produktif.
Perkembangan adalah seumur hidup.
Perkembangn individu menyangkut berbagai macam perubahan dari hasil interaksi
faktor-faktor seperti yang telah di sebutkan agar berlangsung secara
berkesinambungan sepenjang siklus hidup.
Menurut Robert
Macfarlane (1999) secara umum perkembangan masyarakat melibatkan kemajuan
stimultan sektor fisik, sosial, mental dan spiritual, serta budaya pranata atau
organisasi yang ada dalam masyarakat. Peserta didikpun ikut terimbas dengannya.
Sektor-sektor dimaksud mencakup beberapa hal. Pertama, infrastruktur lingkungan
fisik, sanitasi, dan sistem transportasi. Kedua, insfrastruktur sosial, seperti
keamanan, pemerintahan, produksi pangan, perdagangan, keuangan, industri, dan pendidikan.
Ketiga, infrastuktur mental, media informasi, teknologi, ilmu pengetahuan, dan
bentuk-bentuk pengetahuan lainnya. Keempat, budaya, nilai-nilai
spiritual/keyakinan, dan nilai-nilai yang menentukan aspirasi dan perilaku
manusia pada umumnya.
A. Multi Dimensi Peserta Didik
Mengikuti logika
berpikir Robert Macfarlane (1999) tentang pengembangan manusia, peserta didik
memiliki tiga pusat kesadaran yang bagian-bagiannya bisa dikembangkan. Pertama,
kesadaran fisik, berupa sensasi fisik, dorongan, dan kebutuhan yang mendesak.
Kedua, kesadaran mental, seperti sifat gugup, dorongan psikologis, perasaan,
dan emosi. Termasuk di dalamnya kesadaran diri, kesadaran akan pengetahuan, dan
kemauan atau itikad baik. Ketiga, kesadaran spiritual atau rohani berupa intuisi
spiritual, kebijaksanaan, dan dorongan kekuasaan yang dalam banyak kasus belum
berkembang sepenuhnya.
Kesadaran itu sebaian
berada di alam sadar dan sebagian lagi di alam bawah sadar. Kesadaran fisik
adalah yang “paling kasar”, sebagian besar berupa alam bawah sadar, bertindak
secara otonom dan sebagai respon atas kemauan mental. Kesadaran mental adalah
kesadara yang paling halus dan “paling sadar”, termasuk kesadaran diri atas
“sikap sadar” dan kemauan. Kesadaran spiritual hamper seluruhnya berada pada alam
bawah sadar atau lebih akurat disebut supranatural.
Setiap bagian dari
kesadarn itu dapat dibagi lagi menjadi dua sampai tiga subbagian yang
mencerminkan tiga tingkat yang sama dalam setiap bagian, karena masing-masing
berinteraksi dan dengan ekspresi perwakilan dari tiga lainnya. Masing-masing
dari sembilan bagian dapat dikembangkan untuk berbagai tingkat dalam berbagai
kombinasi dengan yang lain. Masing-masing kesadaran itu ada yang dominan,
dengan keberadaan semua kombinasi.
Lima Dimensi Perkembangan Peserta
Didik
Perkembangan peserta
didik mengikuti alur perkembangan manusia pada umumnya. Perbedaannya, mereka
menerima sentuhan lebih dibandingkan dengan tidak meniti bangku sekolah. Karena
itu, peserta didik memerlukan pengembangan sesuai dengan keterampilan sikap,
perilaku, pengetahuan, dan nilai pribadi anggota masyarakat. Dalam makna luas,
perkembangan peserta didik mencakup lima ranah, yang secara ringkas disajikan
sebagai berikut.
1.
Perkembangan fisik, dimana lajunya
relatif sesuai dengan faktor genetis, menu makanan, pelatihan yang diperoleh,
kebiasaan hidup, dan kondisi lingkungan.
2.
Perkembangan sosial, dimana anak dapat
berkembang sesuai dengan bentukan masyarakat. Misalnya, anak atau peserta didik
akan menjadi lebih politis, berorientasi ekonomis, dinamis, dimiliki disiplin
dan bertaqwa, daya saing dan sebagainya.
3.
Perkembangan mental, dimana peserta
didik tumbuh makin bermental, stabil, arif, dewasa, dan bijaksana. Sebagai
bagian dari masyarakat peserta didik menjadi lebih canggih dalam aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4.
Perkembangan budaya atau spiritual,
dimana peserta didik harus menumbuhkan toleransi terhadap orang-orang dengan
keyakinan yang berbeda, pengakuan hak asasi manusia, dan nilai-nilai umum.
5.
Perkembangan intelektual, khususnya pergeseran
dari kemampuan penalaran konkrit ke abstrak, mengolah data menjadi informasi,
memecahkan masalah-masalah yang rumit, serta membuat solusi atau dasar
informasi yang mirip, sama atau bertentangan.
Sumber
- Sudarman Danim, Perkembangan Peserta Didik, Alfabeta,
Bandung, 2010.
- http://fitrianur.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar