Oleh:
Andi Agus Purnama Putra
>>@_andiagus
A.
Permasalahan-Permasalahan
Penyesuaian Diri Remaja
Diantara
persoalan terpentingnya yang dihadapi remaja dalam kehidupan sehari-hari dan
yang menghambat penyesuaian diri yang sehat adalah hubungan remaja dengan orang
dewasa terutama orang tua.Tingkat penyesuaian diri dan pertumbuhan remaja
sangat tergantung pada sikap orang tua dan suasana psikologi dan sosial dalam
keluarga.
Sebagai
contoh, sikap orang tua yang menolak. Penolakan orang tua terhadap anaknya
dapat dibagi menjadi dua macam:
1. Pertama
penolakan mungkin merupakan
penolakan tetap sejak awal, dimana orang tua merasa tidak sayang kepada
anaknya, karena berbagai sebab, mereka tidak menghendaki kelahirannya. Menurut
Boldwyn, “Bapak yang menolak anaknya berusaha menundukkan anaknya dengan
kaidah-kaidah kekerasan, karena itu ia mengambil ukuran kekerasan, kekejaman
tanpa alasan nyata”.
2. Kedua
Dari
penolakan adalah dalam bentuk berpura-pura tidak tahu keinginan anak.
Penyesuaian
diri remaja dengan kehidupan di sekolah. Permasalahan penyesuaian diri di sekolah
mungkin akan timbul ketika remaja mulai memasuki jenjang sekolah yang baru,
baik sekolah lanjutan pertama maupun sekolah lanjutan atas. Mereka mungkin
mengalami permasalahan penyesuaian diri dengan guru-guru, teman, dan mata
pelajaran. Sebagai akibat antara lain adalah belajar menjadi menurun dibanding
dengan prestasi di sekolah sebelumnya.
Permasalahan
lain yang mungkin timbul adalah penyesuaian diri yang berkaitan dengan belajar
yang baik. Bagi siswa yang baru masuk sekolah lanjutan mungkin mengalami
kesulitan dalam membagi waktu belajar, yakni adanya pertentangan antara belajar
dan keinginan untuk ikut aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan ekstrakulikuler,
dan sebagainya.
B.
Implikasi
Proses Penyesuaian Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Lingkungan
sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja.
Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan (transformasi
norma). Dalam kaitannya dengan pendidikan ini, peranan sekolah pada hakikatnya
tidak jauh dari peranan keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat perlindungan
jika anak didik mengalami masalah.
Oleh
karena itulah disetiap sekolah lanjutan ditunjuk wali kelas yaitu guru-guru
yang akan membantu anak didik jika mereka menghadapi kesulitan dalam pelajarannya
dan guru-guru bimbingan dan penyuluhan untuk membantu anak didik yang mempunyai
masalah pribadi,dan masalah penyesuaian diri baik terhadap dirinya sendiri
maupun terhadap tuntutan sekolah.
Upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja
khususnya di sekolah, yaitu:
1. Menciptakan situasi sekolah yang
dapat menimbulkan rasa “betah” (at home)
bagi anak didik, baik secara sosial, fisik maupun akademis.
2. Menciptakan suasana belajar mengajar
yang menyenangkan bagi anak.
3. Usaha memahami anak didik secara
menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun seluruh aspek pribadinya.
4. Menggunakan metode dan alat mengajar
yang menimbulkan gairah belajar.
5. Menggunakan prosedur evaluasi yang
dapat memperbesar motivasi belajar.
Lingkungan
sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja.
Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan (transformasi
norma). Peranan sekolah pada hakikatnya tidak jauh dari peranan keluarga, yaitu
sebagai rujukan dan tempat perlindungan jika anak didik mengalami masalah.
Upaya Penanganan Masalah Penyesuaian
Diri Yang Positif
1. Penyesuaian Diri Secara Positif
Mereka
tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal
sebagai berikut:
a. Tidak menunjukkan adanya ketegangan
emosional.
b. Tidak menunjukkan adanya
mekanisme-mekanisme psikologis.
c. Tidak menunjukkan adanya frustasi
pribadi.
d. Memiliki pertimbangan rasional dan
pengarahan diri.
e. Mampu dalam belajar.
f. Menghargai pengalaman.
g. Bersikap realistik dan objektif.
Dalam
melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam
berbagai bentuk, antara lain:
a. Penyesuaian dengan menghadapi
masalah secara langsung.
b. Penyesuaian dengan melakukan
eksplorasi (penjelajahan).
c. Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba.
d. Penyesuaian dengan substitusi
(mencari pengganti).
e. Penyesuaian diri dengan menggali
kemampuan diri.
f. Penyesuaian dengan belajar.
g. Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian
diri.
h. Penyesuaian dengan perencanaan yang
cermat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar