Oleh: Andi Agus Purnama Putra
Follow Me: @_andiagus
Diantara persoalan terpentingnya yang dihadapi remaja dalam
kehidupan sehari-hari dan yang menghambat
penyesuaian diri yang sehat a dalah hubungan remaja dengan orang dewasa
terutama orang tua. Tingkat penyesuaian diri remaja dan pertumbuhan remaja
sangat tergantung pada sikap orang tua dan suasana psikologi dan sosial dalam
keluarga,contoh: sikap orang tua yang menolak. Menurut James Mark
Baldwin: “Bapak
yang menolak anaknya berusaha menundukkan anaknya dengan kaidah-kaidah
kekerasan, karena itu ia mengambil ukuran kekerasan, kekejaman tanpa alasan
nyata.” Jenis kedua, dari penolakan adalah dalam bentuk berpura-pura tidak tahu
keinginan anak.
Penyesuaian diri remaja dengan kehidupan di sekolah. Permasalahan penyesuaian
diri remaja di sekolah mungkin akan timbul ketika remaja mulai memasuki jenjang
sekolah yang baru, baik sekolah lanjutan pertama maupun sekolah lanjutan atas.
Mereka mungkin mengalami permasalahan penyesuaian diri dengan guru-guru baru,
teman baru, dan mata pelajaran baru.Akibatnya, keinginan untuk belajar maupun
prestasi belajar menjadi menurun dibandingkan dengan prestasi di sekolah
sebelumnya.
Permasalahan lain yang mungkin
timbul adalah penyesuaian diri yang
berkaitan dengan belajar yang baik. Bagi siswa yang baru masuk sekolah lanjutan
mungkin mengalami kesulitan dalam membagi waktu belajar, yakni adanya konflik
antara belajar dan keinginan untuk ikut aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan
ekstrakulikuler, dan sebagainya.
Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang
individu terletak pada sejumlah hal yang telah di pelajari dapat membantunya
dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan
masyarakat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat di sekolah dan
diluar sekolah ia memiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan, minat-minat, dan
sikap-sikap. Dengan pengalaman-pengalaman itu ia secara berkesinambungan
dibentuk menjadi seorang pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan
menjadi seorang pribadi tertentu dimasa mendatang.
Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan
telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi
fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor
lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau
yang salah.
Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan
organism yang aktif.Ia aktif dengan tujuan dan aktivitas yang berkesinambungan.
Ia berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua
dorongan yang memberi peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota
kelompoknya. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu cirri poko
dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan
penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri dan lingkungannya.
A. Pengertian penyesuaian.
Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai
berikut:
1.
Penyesuai berarti adaptasi; dapat mempertahan
ekssistensinya,atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan
rohani, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan social.
2.
Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai komprnitas,
yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip dll.
B. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri.
Secara keseluruhan kepribadian mempunyai fungsi sebagai
penentu primer terhadap penyesuaian diri. Penentu berarti faktor yang
mendukung, mempengaruhi, atau menimbulkan efek pada proses penyesuaian diri.
Penentu penyesuaian diri identik dengan faktor-faktor yang mengatur
perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bertahap. Penentu-penentu itu
dapat dikelompokan sebagai berikut:
1.
Kondisi-kondisi fisik, termasuk didalamnya keturunan,
konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar, dan system otot, kesehatan,
penyakit, dsb.
2.
Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan
intelektual, social, moral, dan emosional.
3.
Penentuan psikologis, termasuk didalamnya pengalaman,
belajarnya, pengkondisian, penetuan diri, frustasi, dan konflik.
4.
Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah.
5.
Penentuan cultural termasuk agama.
Pemahaman tentang faktor-faktor ini dapat
dan bagaimana fungsinya dalam penyesuaian merupakan syarat untuk memahami
proses penyesuaian, karena penyesuaian tumbuh antara faktor-faktor ini dan
tuntutan individu.
C.
Permasalahan-Permasalahan Penyesuaian Diri Remaja.
Di antara persoalan terpenting yang dihadapi
remaja dalam kehidupan sehari-hari dan yang menghambat penyesuaian diri yang
sehat adalah hubungan remaja dengan orang dewasa terutama orang tua.Tingkat
penyesuaian diri dan pertumbuhan remaja sangat tergantung pada sikap orangtua
dan suasana psikologi dan social dalam keluarga.
Sikap orangtua yang otoriter, yang
memaksakan kekuasaan dan otoritas kepada remaja juga akan menghambat proses
penyesuaian diri remaja. Biasanya remaja berusaha untuk menentang kekuasaan
orang tua dan pada gilirannya ia kan cenderung otoriter terhadap teman-temannya
dan cenderung menentang otoritas yang ada baik di sekolah maupun dimasyarakat.
Permasalahn-permasalahan penyesusaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis keluaraga. Banyak penelitian membuktikan bahwa remaja yang hidup dalam rumah tangga yang retak, mengalami masalah emosi, tampak padanya ada kecendrungan yang besar untuk marah, suka menyendiri, disamping kuran kepekaanterhjadsap penerimaan social dan kurang mampu menahan diri serta lebih gelisa dibandingkan dengan remaja yang hidup dalam rumah tangga yang wajar. Terbukti pula bahwa kebanyakan anak-anak yang dikeluarkan dari sekolah karena tidak dapat menyesuaikan diri adalah mereka yang datang dari rumah tangga yang pecah/ retak.
Permasalahn-permasalahan penyesusaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis keluaraga. Banyak penelitian membuktikan bahwa remaja yang hidup dalam rumah tangga yang retak, mengalami masalah emosi, tampak padanya ada kecendrungan yang besar untuk marah, suka menyendiri, disamping kuran kepekaanterhjadsap penerimaan social dan kurang mampu menahan diri serta lebih gelisa dibandingkan dengan remaja yang hidup dalam rumah tangga yang wajar. Terbukti pula bahwa kebanyakan anak-anak yang dikeluarkan dari sekolah karena tidak dapat menyesuaikan diri adalah mereka yang datang dari rumah tangga yang pecah/ retak.
Adapula masaalah yang Timbul dari teman
remaja; perpindahan ketempat/ masyarakat baru, berarti kehilangan teman lama
dan terpaksa mencari teman baru.Banyak remaja yang mengalami kesulitan dalam
mencari/ membentuk persahabatan dengan hubungan social yang baru. Mungkin
remaja berhasil baik dalam hubungan di sekolah yang lama, ketika pindah
keskolah yang baru ia menjadi tidak dikenal dan tidak ada yang memperhatikan.
Di sini remaja dituntut untuk dapat lebih mamapu menyesuaikan diri dengan
masyarakat yang baru, sehingga dia menjadi bagian dari masyarakat yang baru
itu.
Penyesusaian diri remaja dengan kehidupan
disekolah. Permasalahan penyesuaian diri di sekolah mungkin akan timbul ketika
remaja mulai memasuki jenjang sekolah yang baru, baik sekolah lanjutan pertama
maupun sekolah lanjutan atas. Mereka mungkin mengalami permasalahan penyesuaian
diri dengan guru- guru, teman, dan mata pelajaran.Sebagai akibat antara laim
adalah prestasi belajar menjadi menurun dibanding dengan prestasi disekolah
sebelumnya.
Persoalan-persoalan umum yang seringkali
dihadapi remaja antaralain memilih sekolah.Jika kita mengharapkan remaja
mempunyai penyesuaian diri yang baik, seyogyianya kita tidak mendikte mereka
agar memilih jenis sekolah tertentu sesuai keinginan kita.Orangtua/ peendidik
hendaknya mengarahkan pilihan sekolah sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
sifat-sifat pribadinya. Tidak jarang terjadi anak tidak mau sekolah, tidak mau
belajar, suka membolos, dan sebagainya karena ia dipaksa oleh orangtuanya untuk
masulk sekolah yang tidak ia sukai.
Permasalahan lain yang mungkin timbul adalah penyesuaian diri yang berkaitan dengan kebiasaan belajar yang baik. Bagi siswa yang baru masuk sekolah lanjutan mungkin mengalami mkesulitan dalam membagi waktu belajar, yakni adanya pertentangan antara belajar dan keinginan untuk ikut aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya.
Permasalahan lain yang mungkin timbul adalah penyesuaian diri yang berkaitan dengan kebiasaan belajar yang baik. Bagi siswa yang baru masuk sekolah lanjutan mungkin mengalami mkesulitan dalam membagi waktu belajar, yakni adanya pertentangan antara belajar dan keinginan untuk ikut aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya.
D. Upaya Penyesuaian
Diri Remaja Dalam Pendidikan.
Karena di sekolah guru merupakan figur
pendidik yang penting dan besar pengaruhnya terhadap penyesuaian
siswa-siswinya, maka dituntut sifat –sifat guru yang efektif, yakni sebagi
berikut (Ryans dalam Garrison, 1956).
1.
Memberi kesempatan (alert), tampak antusias dalam
berminat dalam aktivitas siswa dalam kelas
2.
Ramah (cheerful) dan optimistis.
3.
Mampu mengontrol diri, tidak mudah kacau (terganggu ),
dan teratur tindakannya .
4.
Senang kelakar, mempunyai ras humor.
5.
Mengetahui dan mengakui kesalahan-kesalahan sendiri.
6.
Jujur dan opjektif dalam memperlakukan siswa.
7.
Menunjukan pengertian dan ras a simpati dalam bekerja
dengan sisiwa-siswinya.
Jika para guru bersama dengan seluruh staf
disekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik , maka anak-anak didik di
sekolah itu yang berada dalam usia remaja akan cenderung brkurang kemugkinannya
untuk menglami permasalahan-permasalahan penyesuaaian diri atau terlibat dalam
masalah yang bisa menyebabkan perilaku yang menyimpang.
Kesimpulan.
Manusia tidak dilahirkan dalam keadaaan
telah mampu menyesuaikan diri, maka penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup,
pertumbuhan dan perkembangan memerlukan proses yang cukup unik. Penyesuaian
diri adalah suatu proses. Dan salah satu cirri pokok dari kepribadian yang
sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untukmengadakan penyesuaian diri
secaara haemonis, baik terhadap sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Proses penyesuaian diri dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu : kondisi fisik, tingkatan perkembangan dan kematangan,
faktor psikologis, lingkungan, dan kebudayaaan.
Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Selain itu permasalahan penyesuaian akan muncul bagi remaja yang sering pindah tempat tinggal. Remaja yang keluarganya sering pindah, ia terpaksa pindah dari sekolah ke sekolah yang lain dan ia akan sangat tertinggal dalam pelajaran, karena guru berbeda-beda dalam caranya mengajar sehingga membuat dia sangat suli dalam menyesuaikan diri.
Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Selain itu permasalahan penyesuaian akan muncul bagi remaja yang sering pindah tempat tinggal. Remaja yang keluarganya sering pindah, ia terpaksa pindah dari sekolah ke sekolah yang lain dan ia akan sangat tertinggal dalam pelajaran, karena guru berbeda-beda dalam caranya mengajar sehingga membuat dia sangat suli dalam menyesuaikan diri.
Daftar Pustaka
Sunarto. H. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar